KARYA
TULIS ILMIAH
Strategi Pembangunan Potensi Ekonomi Daerah Guna Menunjang Peningkatan PAD
di Kabupaten Kutai Kartanegara
DI
SUSUN OLEH :
SUWITO
NPM : 07.11.108.501101.002724
PEMERINTAH
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
BADAN
KEPEGAWAIAN DAERAH
TENGGARONG
2011
|
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Karya Tulis ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Strategi Pembangunan Potensi Ekonomi Daerah Guna Menunjang Peningkatan PAD di Kabupaten Kutai Kartanegara”.
karya tulis ini berisikan tentang bagaimana peran pemerintah daerah khususnya kabupaten Kukar dalam membangun perekonomian daerah guna menunjang Pendapatan Asli Daerah dapat meningkat.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
|
DAFTAR
ISI
Halaman
Kata
Pengantar
........................................................................................... i
Daftar
Isi
.................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
................................................................................ 1
B. Identifikasi
Masalah …………………………………………………. 2
C. Metode
Penulisan ……………………………………………………. 2
D. Sistematika
Penulisan ………………………………………………… 2
BAB
II TINJAUAN PESTAKA
A.
Pengertian
Strategi Pembangunan Ekonomi ..................................... 4
BAB III PEMBAHASAN / ANALISIS
A. Strategi Pembangunan Ekonomi ........................................................... 5
B.
Pencapaian Strategi Gerbang Raja 1 …………………………………… 6
C.
Pencapaian Strategi Gerbang Raja 2 …………………………………… 8
D.
Mengenali Ekonomi Wilayah Kukar ………………………………….. 10
E. Manajemen
PembangunanDaerah Yang pro-Bisnis
…………………… 17
BAB
IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 22
B. Saran …………………………………………………………………… 22
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep pembangunan daerah haruslah tidak lepas dari
masalah penanggulangan kemiskinan. Hal ini menjadi penting karena biasanya
ketika pembangunan berjalan akan muncul penyimpangan yang mengarah pada
kemiskinan. Karena salah satu dampak sosial yang terjadi akibat ketimpangan
pembangunan ekonomi adalah adanya kemiskinan di berbagai sektor. Berkurangnya
kemiskinan merupakan salah satu sasaran fundamental pembangunan yang ingin
dicapai oleh daerah,
Pembangunan Ekonomi merupakan salah satu agenda penting
pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Selain mencerminkan proses penciptaan
situasi ke arah lebih baik pembangunan ekonomi juga dapat menunjukan kinerja
yang positif dari pemerintah, baik pusat maupun daerah. Semakin sukses
pembangunan ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegara akan meminimalisir angka
kemiskinan sebagaimana tercantum dalam Program Gerbang Raja.
pelaksanaan
proses pembangunan ekomomi yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten kutai
kartanegara, tentunya terdapat tujuan-tujuan yang akan dicapai nantinya.
"Salah
satu tujuan pembangunan tercapainya kesejahteraan masyarakat yang direfleksikan
dalam nilai-nilai inti pembangunan yaitu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar, dan kemampuan untuk meningkatkan PAD.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka Identifikasi
masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Strategi Pembangunan
Ekonomi Di Kabupaten Kutai Kartanegara guna menunjang PAD ?
2. Bagaimana Manajemen Pembangunan
Daerah yang pro-bisnis di Kabupaten Kukar ?
C. Metode
Penulisan
Adapun metode penulisan yang dapat penulisan ajukan dalam
penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1.
Ukuran
kertas
Dalam penulisan ini saya
mengggunakan kertas jenis HVS (70 gram) putih dengan ukuran kuarto (215 x 280
mm).
2. Spasi/kait
Jarak antara baris dengan baris
mempergunakan spasi rangkap (dua spasi).
3. Margin (batas tepi pengetikan)
Batas pengetikan adalah 4 cm untuk
tepi kiri dan atas serta 3 cm untuk tepi kanan dan bawah.
D.
Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan
pembahasan maka penulisan
ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN,
Menguraikan latar belakang, identifikasi masalah, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Memaparkan atau
menjelaskan definisi dari permasalahan.
BAB III : PEMBAHASAN/ANALISIS
Membahas atau
menganalisis permasalahan yang telah didefinisikan dari tinjauan pustaka
tersebut.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini meliputi pembahasan yang berkenaan dengan
kesimpulan dan
saran – saran .
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
Strategi Pembangunan Ekonomi
Definisi strategi adalah cara untuk
mencapai tujuan jangka panjang. Perumusan strategi merupakan proses penyusunan
langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi
organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta
merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan
customer value terbaik.
Yang dimaksud dengan pembangunan
adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menunjang
kesejahteraan masyarakat baik dalam bidang ekonomi maupun sosial yang bertujuan
untuk mengurangi kemiskinan tanpa merusak lingkungan atau kehidupan sosial.
Secara umum, bisa dibilang bahwa
ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber daya material
individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber
daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan atau
distribusi.
Strategi pembangunan ekonomi di masa lalu
telah mengubah struktur ekonomi secara mengesankan dan
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Namun, perubahan struktur ekonomi ini hanya terjadi pada level nasional,
sedangkan pada level daerah secara agregat relatif
stagnan, terutama daerah-daerah di laur pulau Jawa. Ini berarti bahwa peranan dan partisipasi daerah dalam pembangunan ekonomi
nasional belum optimal.
BAB
III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Strategi Pembangunan Ekonomi
Pada
hakekatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja
dan pemerataan pembagian pendapatan masyarakat. Kinerja pembangunan ekonomi
mempunyai kedudukan yang amat penting, karena keberhasilan di bidang ekonomi
dapat menyediakan sumber daya yang lebih luas bagi pembangunan di bidang
lainnya. Namun sebaliknya untuk melakukan pembangunan ekonomi diperlukan
landasan yang kuat, yaitu pengambilan kebijakan yang tepat, akurat dan terarah,
supaya hasil yang dicapai akan benar-benar sesuai dengan yang direncanakan.
Adapun
strategi untuk mengembangan kinerja ekonomi daerah, ditetapkan langkah-langkah
sebagai berikut : (a). Strategi Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi, (b). Strategi
Peningkatan Kemakmuran Ekonomi, (c). Strategi Memperkuat Struktur Perekonomian.
Untuk
memberikan fokus pada pembangunan daerah tahun 2009, diperlukan adanya daya
dorong (driving forces)
Dalam rangka peningkatan fokus
pembangunan, dan dibutuhkan sinergitas lintas SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten
Kutai Kartanegara, baik Pemerintah Kabupaten, Pemerintahan Kecamatan sampai
pada Pemerintah Desa/Kelurahan serta sinergitas antarpelaku pembangunan baik
pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat tersebut merupakan komitmen program
dan kegiatan yang disepakati untuk dikerjakan melalui model pendekatan
sinergitas SKPD dengan penggalangan segenap pelaku pembangunan di Kutai
Kartanegara yang relevan.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kutai Kartanegara 2005–2010 yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Bupati No.180-188/HK.120a/2005 tanggal 10 November
2005 sebagai penjabaran Visi dan Misi Kepala Daerah sebagaimana yang tertuang
dalam vitaliasi dan aktualisasi Gerbang Dayaku, ditetapkan tiga strategi
pembangunan, yaitu:
1.Strategi
1: Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Pelayanan Publik
2.Strategi 2: Memacu Pemerataan dan
Pertumbuhan Ekonomi
3.Strategi 3: Meningkatkan Pembangunan
Teritorial
Ketiga
strategi pembangunan tersebut merupakan pilar pokok untuk mencapai tujuan
bersama (common goal) pembangunan daerah sebagaimana tertuang dalam RPJMD
Kabupaten Kutai Kartanegara 2005 - 2010. Ketiga strategi tersebut dilaksanakan
secara bersamaan. Untuk melaksanakan
Rencana tersebut perlu dijabarkan dalam rencana tahunan dalam rangka menajamkan
kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renja-SKPD) mengacu Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2009.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) merupakan rencana tahunan yang memberikan gambaran mengenai program dan
kegiatan yang akan dilaksanakan satu tahun kedepan. Indikator-indikator kinerja
beserta target dari setiap program dan kegiatan juga dituangkan dalam dokumen ini, sehingga pada
akhir tahun pelaksanaan dapat diukur walaupun masih bersifat indikatif.
B. Pencapaian Strategi Gerbang Raja 1 (Memacu Pertumbuhan dan
Pemerataan Ekonomi)
Memacu Pertumbuhan dan Pemerataan
Ekonomi diupayakan untuk mengarahkan pemerintah daerah dan seluruh komponen
masyarakat mengelola berbagai sumber daya pembangunan yang ada dengan
memperhatikan basis ekonomi
daerah
serta memberikan hak dan kesempatan kepada masyarakat luas untuk memiliki akses
ekonomi secara proporsional. Dalam
rangka untuk memacu pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dilaksanakan dengan
prioritas sebagai berikut :
1. Penanggulangan Kemiskinan Fokus:
a.
Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis
masyarakat.
b. Peningkatan
koordinasi penanggulangan kemiskinan berbasis kesempatan berusaha bagi
masyarakat miskin.
c.
Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.
d.
Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar.
e.
Implementasi Zona Bebas Pekerja Anak (ZBPA).
2. Meningkatkan ketahanan pangan,
produktivitas pertanian dalam arti luas dan peningkatan pendapatan petani
a.
Bidang Peranian Tanaman Pangan dan Perkebunan Fokus :
1.
Meningkatkaan Produksi Pertanian, Perkebunan dan Peningkatan Ketahanan Pangan
2.
Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pertanian dan Perkebunan
3.
Pengamanan Hasil Produksi Pertanian dan Perkebunan
4.Meningkatkan
diversifikasi pangan
5.
Meningkatkkan Kesejahteraan Petani
6.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga penyuluh
b.
Bidang Peternakan Fokus :
1.
Meningkatkan Produksi Hasil Peternakan
2.
Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
3.
Meningkatkan Penerapan Teknologi Peternakan
4.
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
5.
Meningkatkan Sarana dan Prasarana Peternakan
6.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga penyuluh
c.
Bidang Perikanan dan Kelautan Fokus :
1.
Pengembangan Budidaya Perikanan dan Perluasan Perikanan Tangkap (PPT)
2.
Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
3.
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
4.
Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar.
5.
Pelestarian Sumber Daya Hayati (Plasma Nutfah)
6.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga penyuluh
C. Pencapaian Strategi Gerbang Raja 2 (Meningkatkan Pembangunan
Teritorial)
Pembangunan Teritorial difokuskan
pada fokus pembangunan Perdesaan dan perkotaan, agar terjadi keterkaitan
(linkage) dan saling ketergantungan
(interdependency)
baik secara ekonomi, sosio-kultur dan ekologis, serta didukung oleh
ketersediaan infrastruktur wilayah yang diaktualisasikan dalam program-program
pembangunan. Dalam rangka untuk meningkatkan pembangunan teritorial dilaksanakan
prioritas sebagai berikut :
1.
Percepatan Pembangunan Perdesaan
Fokus :
a.
Membangun kawasan perdesaan melalui
peningkatan produktivitas dan keberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan.
b.
Mengelola dan mengendalikan pemanfaatan
sumber daya alam di perdesaan sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan
berkelanjutan.
c.
Meningkatkan kelembagaan ekonomi,
termasuk pasar desa dan lembaga keuangan mikro.
d. Memenuhi elektrifikasi perdesaan dan
sarana komunikasi.
e. Meningkatkan prasarana dan sarana pedesaan
2.
Percepatan Pembangunan infrastruktur dan ketersediaan energi Fokus :
1.
Meningkatan kualitas dan kuantitas jaringan jalan dan jembatan.
2.
Meningkatkan cakupan layanan kebutuhan air bersih
3.
Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan
Lainnya.
4.
Meningkatkan kapasitas Suplai Energi dan Perluasan Pelayanan Energi Listrik.
5.
Meningkatkan sarana dan prasarana serta fasilitas perhubungan
3.
Meningkatkan sarana dan prasarana serta kualitas pelayanan Pendidikan Fokus :
1. Memperluas
kesempatan dan pemerataan kesempatan belajar khususnya wajib belajar 12 tahun
2.
Rehabilitasi dan penambahan ruang kelas baru (RKB).
3.
Pembangunan unit sekolah baru (USB).
4.
Pembangunan prasarana pendukung pendidikan.
5.
Penyelenggaraan Paket A, B dan C dan Pendidikan Anak Usia Dini.
6. Meningkatan Ketersediaan, Kualitas dan
Kesejahteraan Pendidik.
7.
Pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan.
8.
Meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta dalam proses perbaikan mutu
pendidikan.
9.
Pemberdayaan Pemuda dan Olah Raga
4. Meningkatkan sarana dan prasarana serta
kualitas pelayanan Kesehatan Fokus:
1.
Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dan revitalisasi posyandu.
2.
Meningkatkan dan mengembangkan sistem jaminan kesehatan terutama bagi
masyarakat miskin dan kurang mampu.
3.
Peningkatan pola hidup sehat dan bersih serta peningkatan gizi masyarakat.
4.
Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
5.
Rehabilitasi dan peningkatan sarana dan prasarana Rumah Sakit, Puskesmas dan
Pusban.
5.
Meningkatkan pengembangan sektor kepariwisataan Fokus :
1.
Mengembangkan obyek wisata dengan tema-tema khusus
2.
Mengembangkan wisata budaya, religi dan ekowisata.
3.
Menggalakan berbagai upaya promosi kepariwisataan
4.
Pemeliharaan dan penataan sarana dan prasarana obyek wisata
D. Mengenali Ekonomi Wilayah Kabupaten KUKAR
Isu-isu utama dalam perkembangan
ekonomi daerah yang perlu dikenali adalah antara lain sebagai berikut.
1. Perkembangan Penduduk dan Urbanisasi
Pertumbuhan penduduk merupakan
faktor utama pertumbuhan ekonomi, yang mampu menyebabkan suatu wilayah berubah
cepat dari desa pertanian menjadi agropolitan dan selanjutnya menjadi kota
besar. Pertumbuhan penduduk terjadi akibat proses pertumbuhan alami dan
urbanisasi. Petumbuhan alami penduduk menjadi faktor utama yang berpengaruh
pada ekonomi wilayah karena menciptakan kebutuhan akan berbagai barang dan
jasa. Penduduk yang bertambah membutuhkan pangan. Rumah tangga baru juga
membutuhkan rumah baru atau renovasi rumah lama berikut perabotan,
alat-alat rumah tangga dan berbagai produk lain. Dari sini kegiatan pertanian
dan industri berkembang.
Urbanisasi
dilakukan oleh orang-orang muda usia yang pergi mencari pekerjaan di industri
atau perusahaan yang jauh dari tempat dimana mereka berasal. Perpindahan ke
wilayah lain dari desa atau kota kecil telah menjadi tren dari waktu ke waktu
akibat pengaruh dari televisi, perusahaan pengerah tenaga kerja, dan berbagai
sumber lainnya. Suatu kajian
mengindikasikan bahwa pendidikan berkaitan erat dengan perpindahan ini. Secara
umum semakin tinggi tingkat pendidikan maka tingkat perpindahan pun semakin
tinggi. Hal ini semakin meningkat dengan semakin majunya telekomunikasi,
komputer dan aktivitas high tech lainnya yang memudahkan akses keluar wilayah.
Urbanisasi orang-orang muda ini
dipandang pelakunya sebagai penyaluran kebutuhan ekonomi mereka namun merupakan
peristiwa yang kurang menguntungkan bagi wilayah itu bila terjadi dalam jumlah
besar. Untuk mengurangi migrasi keluar ini masyarakat perlu untuk mulai melatih
angkatan kerja pada tahun-tahun pertama usia kerja dengan memberikan pekerjaan
sambilan, selanjutnya merencanakan masa depan mereka sebagai tenaga dewasa yang
suatu saat akan membentuk keluarga. Sebagai dorongan bagi mereka untuk tetap
tinggal adalah dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang sesuai.
Lembaga pendidikan/pelatihan dan
dunia usaha perlu menyadari adanya kebutuhan untuk membangun hubungan
kerjasama. Pendidikan mencari cara agar mereka cukup berguna bagi pengusaha
lokal dan pengusaha lokal mengandalkan pada pendidikan untuk meningkatkan
kemampuan tenaga kerja lokal. Jika metode pendidikan yang ada tidak dapat
mengatasi tantangan yang dihadapi, maka ada keperluan untuk mendatangkan tenaga
ahli dari wilayah lain untuk memberikan pelatihan yang dapat mensuplai tenaga
kerja terampil bagi pengusaha lokal.
2. Sektor Pertanian
Di setiap wilayah berpenduduk
selalu terjadi kegiatan pembangunan, namun ada beberapa wilayah yang
pembangunannya berjalan di tempat atau bahkan berhenti sama sekali, dan wilayah
ini kemudian menjadi wilayah kelas kedua dalam kegiatan ekonomi.
Hal ini mengakibatkan penanam
modal dan pelaku bisnis keluar dari wilayah tersebut karena wilayah itu
dianggap sudah tidak layak lagi untuk dijadikan tempat berusaha. Akibatnya laju
pertumbuhan ekonomi wilayah itu menjadi semakin lambat.
Upaya pengembangan sektor
agribisnis dapat menolong mengembangkan dan mempromosikan agroindustri di
wilayah tertinggal. Program kerjasama dengan pemilik lahan atau pihak
pengembang untuk mau meminjamkan lahan yang tidak dibangun atau lahan tidur
untuk digunakan sebagai lahan pertanian perlu dikembangkan. Dari jumlah lahan
pertanian yang tidak produktif ini dapat diciptakan pendapatan dan lapangan
kerja bagi penganggur di perdesaan. Program kerjasama mengatasi keterbatasan
modal, mengurangi resiko produksi, memungkinkan petani memakai bahan baku impor
dan produk yang dihasilkan dapat mampu bersaing dengan barang impor yang
sejenis serta mencarikan dan membuka pasaran yang baru.
Faktor-faktor penentu
pertumbuhan ekonomi dapat berasal dari dalam wilayah maupun dari luar wilayah.
Globalisasi adalah faktor luar yang dapat menyebabkan merosotnya kegiatan ekonomi
di suatu wilayah. Sebagai contoh, karena kebijakan AFTA, maka di pasaran dapat
terjadi kelebihan stok produk pertanian akibat impor dalam jumlah besar dari
negara ASEAN yang bisa merusak sistem dan harga pasar lokal. Untuk tetap dapat
bersaing, target pemasaran yang baru harus segera ditentukan untuk menyalurkan
kelebihan hasil produksi pertanian dari petani lokal.
Salah satu strategi yang harus
dipelajari adalah bagaimana caranya agar petani setempat dapat mengikuti dan
melaksanakan proses produksi sampai ke tingkat penyaluran. Namun daripada
bersaing dengan produk impor yang masuk dengan harga murah, akan lebih baik
jika petani setempat mengolah komoditi yang spesifik wilayah tersebut dan
menjadikannya produk yang bernilai jual tinggi untuk kemudian disebarluaskan di
pasaran setempat maupun untuk diekspor.
Apa yang telah terjadi di Pulau
Jawa kiranya perlu dihindari oleh daerah-daerah lain. Pengalihan fungsi sawah
menjadi fungsi lain telah terjadi tanpa sulit dicegah. Hal ini mengurangi
pemasukan ekonomi dari sektor pertanian di wilayah tersebut, disamping itu juga
menghilangkan kesempatan untuk menjadikan wilayah yang mandiri dalam pengadaan
pangan, termasuk mengurangi kemungkinan berkembangnya wisata ekologi yang
memerlukan lahan alami.
3. Sektor Pariwisata
Pariwisata memberikan dukungan
ekonomi yang kuat terhadap suatu wilayah. Industri ini dapat menghasilkan
pendapatan besar bagi ekonomi lokal. Kawasan sepanjang pantai yang bersih dapat
menjadi daya tarik wilayah, dan kemudian berlanjut dengan menarik turis dan
penduduk ke wilayah tersebut. Sebagai salah satu lokasi rekreasi, kawasan
pantai dapat merupakan tempat yang lebih komersial dibandingkan kawasan lain,
tergantung karakteristiknya. Sebagai sumber alam yang terbatas, hal penting
yang harus diperhatikan adalah wilayah pantai haruslah menjadi aset ekonomi
untuk suatu wilayah.
Wisata ekologi memfokuskan pada
pemanfaatan lingkungan. Kawasan wisata ekologi merupakan wilayah luas dengan
habitat yang masih asli yang dapat memberikan landasan bagi terbentuknya wisata
ekologi. Hal ini merupakan peluang unik untuk menarik pasar wisata ekologi.
Membangun tempat ini dengan berbagai aktivitas seperti berkuda, surfing,
berkemah, memancing dll. akan dapat membantu perluasan pariwisata serta
mengurangi kesenjangan akibat pengganguran.
Wisata budaya merupakan segmen
yang berkembang cepat dari industri pariwisata. Karakter dan pesona dari
desa/kota kecil adalah faktor utama dalam menarik turis.
Namun kegiatan pariwisata
bersifat musiman, sehingga banyak pekerjaan bersifat musiman juga, yang dapat
menyebabkan tingginya tingkat pengangguran pada waktu-waktu tertentu. Hal ini
menyebabkan ekonomi lokal dapat rentan terhadap perputaran siklus ekonomi.
Ekonomi wilayah sebaiknya tidak
berbasis satu sektor tertentu. Keaneka-ragaman ekonomi diperlukan untuk
mempertahankan lapangan pekerjaan dan untuk menstabilkan ekonomi wilayah. Ekonomi yang beragam lebih mampu bertahan terhadap
konjungtur ekonomi.
4. Kualitas Lingkungan
Persepsi atas suatu wilayah,
apakah memiliki kualitas hidup yang baik, merupakan hal penting bagi dunia
usaha untuk melakukan investasi. Investasi pemerintah daerah yang meningkatkan
kualitas hidup masyarakat sangat penting untuk mempertahankan daya saing. Jika
masyarakat ingin menarik modal dan investasi, maka haruslah siap untuk memberi
perhatian terhadap: keanekaragaman, identitas dan sikap bersahabat. Pengenalan
terhadap fasilitas untuk mendorong kualitas hidup yang dapat dinikmati oleh
penduduk suatu wilayah dan dapat menarik bagi investor luar perlu dilakukan.
Kawasan bersejarah adalah
pembentuk kualitas lingkungan yang penting. Pelestarian kawasan bersejarah
berkaitan dengan berbagai aspek ekonomi lokal seperti keuangan daerah,
permukiman, perdagangan kecil, dan pariwisata dengan menciptakan pekerjaan yang
dapat signifikan. Kegiatan ini memberikan kontribusi terhadap kualitas hidup,
meningkatkan citra masyarakat dan menarik kegiatan ekonomi yang menghasilkan
pendapatan bagi penduduk. Pelestarian kawasan bersejarah memberikan
perlindungan kepada warisan budaya dan membuat masyarakat memiliki tempat yang
menyenangkan untuk hidup.
Investor dan developer umumnya
menilai kekuatan wilayah melalui kualitas dan karakter dari wilayahnya, salah
satunya adalah terpeliharanya kawasan bersejarah.
Selain aset alam dan budaya,
sarana umum merupakan penarik kegiatan bisnis yang penting. Untuk melihat dan
mengukur tingkat kenyamanan hidup pada suatu wilayah dapat dilihat dari
ketersediaan sarana umum di wilayah tersebut. Sarana umum merupakan kerangka
utama dari pembangunan ekonomi dan sarana umum ini sangat penting bagi
aktivitas masyarakat. Sarana umum yang palling dasar adalah jalan, pelabuhan,
pembangkit listrik, sistim pengairan, sarana air bersih, penampungan dan
pengolahan sampah dan limbah, sarana pendidikan seperti sekolah, taman bermain,
ruang terbuka hijau, sarana ibadah, dan masih banyak fasilitas lainnya yang
berhubungan dengan kegiatan sehari-hari masyarakat.
Kepadatan, pemanfaatan lahan
dan jarak merupakan tiga faktor utama
dalam pengembangan sarana umum yang efektif. Semakin padat dan rapat penduduk,
biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan sarana umum jauh lebih murah jika
dilihat daya tampung per unitnya. Pola pembangunan yang padat, kompak dan
teratur, berbiaya lebih murah daripada pembangunan yang linier atau
terpencar-pencar. Semakin efisien biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan dan
pengadaan sarana umum maka akan semakin memperkokoh dan memperkuat pembangunan
ekonomi wilayah tersebut.
Sarana umum yang baru perlu
dibangun sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Idealnya fasilitas sarana
umum yang ada harus dapat menampung sesuai dengan kapasitas maksimalnya,
sehingga dapat memberikan waktu untuk
dapat membangun sarana umum yang baru. Penggunaan lahan dan sarana umum
haruslah saling berkaitan satu sama lainnya.
Perencana pembangunan seharusnya
dapat memprediksikan arah pembangunan yang akan berlangsung sehingga dapat
dibuat sarana umum yang baru untuk menunjang kegiatan masyarakat pada wilayah
tersebut. Penyediaan sarana dapat juga dilakukan dengan memberikan potongan
pajak dan ongkos kompensasi berupa pengelolaan sarana umum kepada sektor swasta
yang bersedia membangun fasilitas umum.
Wilayah pinggiran biasanya
memiliki karakter sebagai wilayah yang tidak direncanakan, berkepadatan rendah
dan tergantung sekali keberadaannya pada penggunaan lahan yang ada. Tempat
seperti ini akan membuat penyediaan sarana umum menjadi sangat mahal. Dalam
suatu wilayah antara kota, desa dan tempat-tempat lainnya harus ada satu
kesatuan. Pemerintah daerah perlu mengenali pola pengadaan sarana umum di suatu
wilayah yang efektif, baik di wilayah lama maupun di wilayah pinggiran.
5. Keterkaitan Wilayah dan
Aglomerasi
Kemampuan wilayah untuk
mengefisienkan pergerakan orang, barang dan jasa adalah komponen pembangunan
ekonomi yang penting. Suatu wilayah perlu memiliki akses transportasi menuju
pasar secara lancar. Jalur jalan yang menghubungkan suatu wilayah dengan
kota-kota lebih besar merupakan prasarana utama bagi pengembangan ekonomi
wilayah. Pelabuhan laut dan udara berpotensi untuk meningkatkan hubungan
transportasi selanjutnya. Pemeliharaan jaringan jalan, perluasan jalur udara,
jalur air diperlukan untuk meningkatkan mobilitas penduduk dan pergerakan barang.
Pembangunan prasarana diperlukan untuk meningkatkan daya tarik dan daya saing
wilayah. Mengenali kebutuhan pergerakan yang sebenarnya perlu dilakukan dalam
merencanakan pembangunan tarsnportasi.
Umumnya usaha yang sama cenderung
beraglomerasi dan membentuk kelompok usaha dengan karakter yang sama serta tipe
tenaga kerja yang sama. Produk dan jasa yang dihasilkan juga satu tipe. Sumber
daya alam dan industri pertanian biasanya berada di tahap awal pembangunan
wilayah dan menciptakan kesempatan yang potensial untuk perkembangan wilayah.
Pengelompokan usaha (aglomerasi) berarti semua industri yang saling berkaitan
saling membagi hasil produk dan keuntungan. Pengelompokan itu juga menciptakan
potensi untuk menciptakan jaringan kerjasama yang dapat membangun kegiatan
pemasaran bersama dan untuk menarik kegiatan lainnya yang berkaitan ke depan
atau ke belakang.
Pertumbuhan ekonomi yang sehat
sangat penting jika suatu wilayah ingin bersaing di pasar lokal dan nasional.
Untuk mencapai tujuan ini, pendekatan kawasan yang terpadu diperlukan untuk
mempromosikan pembangunan ekonomi. Prioritas utama adalah mengidentifikasi
kawasan-kawasan yang menunjukkan tanda-tanda aglomerasi dengan seluruh kegiatan
dan institusi yang membentuknya. Kemungkinan kawasan ini menjadi pusat usaha
dan perdagangan tergantung pada jaringan transportasi yang baik, prasarana yang
lengkap, tempat kerja yang mudah dicapai, dukungan modal, dan kesempatan
pelatihan/pendidikan.
E.
Manajeman Pembangunan Daerah Yang Pro-Bisnis
Pemerintah daerah dan pengusaha
adalah dua kelompok yang paling berpengaruh dalam menentukan corak pertumbuhan
ekonomi daerah. Pemerintah daerah, mempunyai kelebihan dalam satu hal, dan
tentu saja keterbatasan dalam hal lain, demikian juga pengusaha. Sinergi antara
keduanya untuk merencanakan bagaimana ekonomi daerah akan diarahkan perlu
menjadi pemahaman bersama.
Pemerintah daerah mempunyai
kesempatan membuat berbagai peraturan, menyediakan berbagai sarana dan peluang,
serta membentuk wawasan orang banyak. Tetapi pemerintah daerah tidak mengetahui
banyak bagaimana proses kegiatan ekonomi sebenarnya berlangsung. Pengusaha
mempunyai kemampuan mengenali kebutuhan orang banyak dan dengan berbagai
insiatifnya, memenuhi kebutuhan itu. Aktivitas memenuhi kebutuhan itu membuat
roda perekonomian berputar, menghasilkan gaji dan upah bagi pekerja dan pajak
bagi pemerintah. Dengan pajak, pemerintah daerah berkesempatan membentuk
kondisi agar perekonomian daerah berkembang lebih lanjut.
Pemerintah daerah dalam
mempertahankan keberlanjutan pembangunan ekonomi daerahnya agar membawa dampak
yang menguntungkan bagi penduduk daerah perlu memahami bahwa manajemen
pembangunan daerah dapat memberikan pengaruh yang baik guna mencapai tujuan pembangunan
ekonomi yang diharapkan. Bila kebijakan manajemen pembangunan tidak tepat
sasaran maka akan mengakibatkan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi. Maka
manajemen pembangunan daerah mempunyai potensi untuk meningkatkan pembangunan
ekonomi serta menciptakan peluang bisnis yang menguntungkan dalam mempercepat
laju pertumbuhan ekonomi daerah.
Prinsip-prinsip manajemen
pembangunan yang pro-bisnis adalah antara lain sebagai berikut.
1. Menyediakan
Informasi kepada Pengusaha
Pemerintah daerah dapat memberikan
informasi kepada para pelaku ekonomi di daerahnya ataupun di luar daerahnya
kapan, dimana, dan apa saja jenis investasi yang sesuai dengan kebutuhan
pembangunan yang akan datang.
Dengan cara ini maka pihak pengusaha dapat
mengetahui arah kebijakan pembangunan daerah yang diinginkan pemerintah daerah,
sehingga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan dalam
kegiatan apa usahanya akan perlu dikembangkan. Pemerintah daerah perlu terbuka
mengenai kebijakan pembangunannya, dan informasi yang diterima publik perlu
diupayakan sesuai dengan yang diinginkan.
2. Memberikan
Kepastian dan Kejelasan Kebijakan
Salah satu kendala berusaha
adalah pola serta arah kebijakan publik yang berubah-ubah sedangkan pihak
investor memerlukan ada kepastian mengenai arah serta tujuan kebijakan
pemerintah. Strategi pembangunan ekonomi daerah yang baik dapat membuat
pengusaha yakin bahwa investasinya akan menghasilkan keuntungan di kemudian
hari. Perhatian utama calon penanam modal oleh sebab itu adalah masalah
kepastian kebijakan. Pemerintah daerah akan harus menghindari adanya tumpang
tindih kebijakan jika menghargai peran pengusaha dalam membangun ekonomi
daerah. Ini menuntut adanya saling komunikasi diantara instansi-instansi
penentu perkembangan ekonomi daerah. Dengan cara ini, suatu instansi dapat
mengetahui apa yang sedang dan akan dilakukan instansi lain, sehingga dapat
mengurangi terjadinya kemiripan kegiatan atau ketiadaan dukungan yang
diperlukan.
Pengusaha juga mengharapkan
kepastian kebijakan antar waktu. Kebijakan yang berubah-ubah akan membuat
pengusaha kehilangan kepercayaan mengenai keseriusannya membangun ekonomi
daerah. Pengusaha daerah umumnya sangat jeli dengan perilaku pengambil
kebijakan di daerahnya. Kerjasama yang saling menguntungkan mensyaratkan adanya
kepercayaan terhadap mitra usaha. Membangun kepercayaan perlu dilakukan secara
terencana dan merupakan bagian dari upaya pembangunan daerah.
3. Mendorong
Sektor Jasa dan Perdagangan
Sektor ekonomi yang umumnya
bekembang cepat di kota-kota adalah sektor perdagangan kecil dan jasa. Sektor
ini sangat tergantung pada jarak dan tingkat kepadatan penduduk. Persebaran
penduduk yang berjauhan dan tingkat kepadatan penduduk yang rendah akan
memperlemah sektor jasa dan perdagangan eceran, yang mengakibatkan peluang
kerja berkurang. Semakin dekat penduduk, maka interaksi antar mereka akan
mendorong kegiatan sektor jasa dan perdagangan. Seharusnya pedagang kecil
mendapat tempat yang mudah untuk berusaha, karena telah membantu pemerintah
daerah mengurangi pengangguran. Pada waktunya pengusaha kecil akan membayar
pajak kepada pemerintah daerah. Dengan menstimulir usaha jasa dan perdagangan
eceran, pertukaran ekonomi yang lebih cepat dapat terjadi sehingga menghasilkan
investasi yang lebih besar. Adanya banyak pusat-pusat pedagang kaki lima yang
efisien dan teratur akan menarik lebih banyak investasi bagi ekonomi daerah
dalam jangka panjang.
Sebagian besar lapangan kerja yang ada dalam suatu
wilayah diciptakan oleh usaha kecil dan menengah. Namun usaha kecil juga rentan
terhadap ketidakstabilan, yang terutama berkaitan dengan pasar dan modal,
walaupun secara umum dibandingkan sektor skala besar, usaha kecil dan menengah
lebih tangguh menghadapi krisis ekonomi. Pemerintah daerah perlu berupaya agar
konjungtur ekonomi tidak berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha kecil.
4. Meningkatkan
Daya Saing Pengusaha Daerah
Kualitas strategi pembangunan
ekonomi daerah dapat dilihat dari apa yang akan dilakukan pemerintah daerah
dalam menyiapkan pengusaha-pengusaha di daerahnya menghadapi persaingan global.
Globalisasi (atau penduniaan)
akan semakin mempengaruhi perkembangan ekonomi daerah dengan berlakunya
perjanjian AFTA, APEC dan lain-lain. Mau tidak mau, siap atau tidak siap
perdagangan bebas akan menjadi satu-satunya pilihan bagi masyarakat di semua
daerah. Upaya untuk menyiapkan pengusaha daerah oleh sebab itu perlu dilakukan.
Pengusaha dari negara maju telah siap atau disiapkan sejak lama. Pengusaha
daerah juga perlu diberitahu konsekuensi langsung dari ketidaksiapan menghadapi
perdagangan bebas. Saat ini, pengusaha lokal mungkin masih dapat meminta
pengertian manajer supermarket untuk mendapatkan tempat guna menjual
produksinya. Tahun depan, bisa tidak ada toleransi untuk produksi lokal yang
tidak lebih murah, tidak lebih berkualitas dan tidak lebih tetap pasokannya.
Meningkatkan daya saing adalah
dengan meningkatkan persaingan itu sendiri. Ini berarti perlakuan-perlakukan
khusus harus ditinggalkan. Proteksi perlu ditiadakan segera ataupun bertahap.
Pengembangan produk yang sukses adalah yang berorientasi pasar, ini berarti
pemerintah daerah perlu mendorong pengusaha untuk selalu meningkatkan efisiensi
teknis dan ekonomis. Peraturan perdagangan internasional harus diperkenalkan
dan diterapkan. Perlu ada upaya terencana agar setiap pejabat pemerinah daerah
mengerti peraturan-peraturan perdagangan internasional ini, untuk dapat
mendorong pengusaha-pengusaha daerah menjadi pemain-pemain yang tangguh dalam
perdagangan bebas, baik pada lingkup daerah, nasional maupun internasional.
5. Membentuk
Ruang yang Mendorong Kegiatan Ekonomi
Membentuk ruang khusus untuk kegiatan ekonomi akan lebih
langsung menggerakkan kegiatan ekonomi. Pemerintah daerah perlu berusaha
mengantisipasi kawasan-kawasan mana yang dapat ditumbuhkan menjadi pusat-pusat
perekonomian wilayah.
Kawasan-kawasan yang
strategis dan cepat tumbuh ini dapat berupa kawasan yang sudah menunjukkan
tanda-tanda aglomerasi, seperti sentra-sentra produksi pertanian tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan; klaster industri, dsb.
Kawasan cepat tumbuh juga dapat berupa kawasan yang sengaja dibangun untuk
memanfaatkan potensi SDA yang belum diolah, seperti yang dulu dikembangkan
dengan sistim permukiman transmigrasi. Kawasan-kawasan ini perlu dikenali dan
selanjutnya ditumbuhkan dengan berbagai upaya pengembangan kegiatan ekonomi,
seperti pengadaan terminal agribisnis, pengerasan jalan, pelatihan bisnis,
promosi dsb. Pengembangan kawasan-kawasan
strategis dan cepat tumbuh ini perlu dilakukan bersamaan dengan upaya
peningkatan keterampilan, pengembangan usaha, dan penguatan keberdayaan
masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
- Hadi, Setia dan Anwar Effendi,
1996, “Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan”. Prisma. No. Khusus
25 Tahun (1971-1996) Tahun XXV. 1996
- Suparmoko. 1997. Ekonomi
Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Suatu Pendekatan Teoritis).. BPFE-UGM.
Yogyakarta
- Wasistiono, Sadu. 2003. Kapita
Selekta Manajemen Pemerintahan Daerah. Penerbit Fokus Media. Bandung.
- Yakin Addinul. 1997. Ekonomi
Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Penerbit Akademika Pressindo. Cetakan
Pertama. Jakarta
BAB
IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pembangunan ekonomi daerah adalah
suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang
ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah
dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut.
Pembangunan ekonomi daerah merupakan
suatu proses, yaitu proses yang mencakup pembentukan-pembentukan institusi
baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikam kapasitas tenaga
kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi
pasar-pasar baru, dan pengembangan perusahaan-perusahan baru.
Setiap
upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan
jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Untuk mencapai tujuan
tesebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-sama mengambil
inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta daerah
beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan dengan menggunakan sumberdaya yang
ada harus memperkirakan potensi sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan
membangun perekonomian daerah.
B.
Saran
Diharapkan
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara mampu mengoptimalkan dan mengelola hasil
kekayaan alam yang ada sehingga akan membantu perekonomian yang saat ini
mengalami kemerosotan bahkan berdampak pada factor kemiskinan yang merajalela.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar