Minggu, 26 Februari 2012

Strategi Pembangunan Potensi Ekonomi Daerah Guna Menunjang Peningkatan PAD di Kabupaten Kutai Kartanegara


KARYA TULIS ILMIAH
Strategi Pembangunan Potensi Ekonomi Daerah Guna Menunjang Peningkatan PAD di Kabupaten Kutai Kartanegara


DI SUSUN OLEH :
SUWITO
NPM : 07.11.108.501101.002724



PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
TENGGARONG 2011

        i
 
KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Karya Tulis ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Strategi Pembangunan Potensi Ekonomi Daerah Guna Menunjang Peningkatan PAD di Kabupaten Kutai Kartanegara”.

karya tulis ini berisikan tentang bagaimana peran pemerintah daerah khususnya kabupaten Kukar dalam membangun perekonomian daerah guna menunjang Pendapatan Asli Daerah dapat meningkat.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.








 




       ii
 
 

DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar     ...........................................................................................            i
Daftar Isi     ....................................................................................................            ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang     ................................................................................           1
B.     Identifikasi Masalah  ………………………………………………….         2
C.     Metode Penulisan  …………………………………………………….         2
D.    Sistematika Penulisan  …………………………………………………        2
BAB II TINJAUAN PESTAKA
A.    Pengertian Strategi Pembangunan Ekonomi  .....................................            4

 BAB III PEMBAHASAN / ANALISIS
A.    Strategi Pembangunan Ekonomi  ...........................................................        5
B.     Pencapaian Strategi Gerbang Raja 1  ……………………………………     6
C.     Pencapaian Strategi Gerbang Raja 2  ……………………………………     8
D.    Mengenali Ekonomi Wilayah Kukar  …………………………………..       10
E.     Manajemen PembangunanDaerah Yang pro-Bisnis  ……………………      17
BAB IV PENUTUP
A.    Kesimpulan    ..........................................................................................       22
B.     Saran  ……………………………………………………………………     22
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Konsep pembangunan daerah haruslah tidak lepas dari masalah penanggulangan kemiskinan. Hal ini menjadi penting karena biasanya ketika pembangunan berjalan akan muncul penyimpangan yang mengarah pada kemiskinan. Karena salah satu dampak sosial yang terjadi akibat ketimpangan pembangunan ekonomi adalah adanya kemiskinan di berbagai sektor. Berkurangnya kemiskinan merupakan salah satu sasaran fundamental pembangunan yang ingin dicapai oleh daerah,
Pembangunan Ekonomi merupakan salah satu agenda penting pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Selain mencerminkan proses penciptaan situasi ke arah lebih baik pembangunan ekonomi juga dapat menunjukan kinerja yang positif dari pemerintah, baik pusat maupun daerah. Semakin sukses pembangunan ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegara akan meminimalisir angka kemiskinan sebagaimana tercantum dalam Program Gerbang Raja.
pelaksanaan proses pembangunan ekomomi yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten kutai kartanegara, tentunya terdapat tujuan-tujuan yang akan dicapai nantinya.
"Salah satu tujuan pembangunan tercapainya kesejahteraan masyarakat yang direfleksikan dalam nilai-nilai inti pembangunan yaitu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, dan kemampuan untuk meningkatkan PAD.



B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka Identifikasi masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana Strategi Pembangunan Ekonomi Di Kabupaten Kutai Kartanegara guna menunjang PAD ?
2.      Bagaimana Manajemen Pembangunan Daerah yang pro-bisnis di Kabupaten Kukar ?

C.    Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang dapat penulisan ajukan dalam penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1.      Ukuran kertas
Dalam penulisan ini saya mengggunakan kertas jenis HVS (70 gram) putih dengan ukuran kuarto (215 x 280 mm).
2.      Spasi/kait
Jarak antara baris dengan baris mempergunakan spasi rangkap (dua spasi).
3.      Margin (batas tepi pengetikan)
Batas pengetikan adalah 4 cm untuk tepi kiri dan atas serta 3 cm untuk tepi kanan dan bawah.

D.    Sistematika Penulisan
           Untuk memudahkan pembahasan maka penulisan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I        :      PENDAHULUAN,
Menguraikan latar belakang, identifikasi masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II       :       TINJAUAN PUSTAKA
                           Memaparkan atau menjelaskan definisi dari permasalahan.
BAB III      :       PEMBAHASAN/ANALISIS
  Membahas atau menganalisis permasalahan yang telah didefinisikan dari tinjauan pustaka tersebut.
BAB IV      :    PENUTUP
Bab ini meliputi pembahasan yang berkenaan dengan kesimpulan dan saran – saran .       

   















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian Strategi Pembangunan Ekonomi
            Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.
            Yang dimaksud dengan pembangunan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menunjang kesejahteraan masyarakat baik dalam bidang ekonomi maupun sosial yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan tanpa merusak lingkungan atau kehidupan sosial.
            Secara umum, bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi.
Strategi pembangunan ekonomi di masa lalu telah mengubah struktur ekonomi secara mengesankan dan mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Namun, perubahan struktur ekonomi ini hanya terjadi pada level nasional, sedangkan pada level daerah secara agregat relatif stagnan, terutama daerah-daerah di laur pulau Jawa. Ini berarti bahwa peranan dan partisipasi daerah dalam pembangunan ekonomi nasional belum optimal.

BAB III
PEMBAHASAN
A.    Strategi Pembangunan Ekonomi
      Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja dan pemerataan pembagian pendapatan masyarakat. Kinerja pembangunan ekonomi mempunyai kedudukan yang amat penting, karena keberhasilan di bidang ekonomi dapat menyediakan sumber daya yang lebih luas bagi pembangunan di bidang lainnya. Namun sebaliknya untuk melakukan pembangunan ekonomi diperlukan landasan yang kuat, yaitu pengambilan kebijakan yang tepat, akurat dan terarah, supaya hasil yang dicapai akan benar-benar sesuai dengan yang direncanakan.
      Adapun strategi untuk mengembangan kinerja ekonomi daerah, ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut : (a). Strategi Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi, (b). Strategi Peningkatan Kemakmuran Ekonomi, (c). Strategi Memperkuat Struktur Perekonomian.
Untuk memberikan fokus pada pembangunan daerah tahun 2009, diperlukan adanya daya dorong (driving forces)
Dalam rangka peningkatan fokus pembangunan, dan dibutuhkan sinergitas lintas SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, baik Pemerintah Kabupaten, Pemerintahan Kecamatan sampai pada Pemerintah Desa/Kelurahan serta sinergitas antarpelaku pembangunan baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat tersebut merupakan komitmen program dan kegiatan yang disepakati untuk dikerjakan melalui model pendekatan sinergitas SKPD dengan penggalangan segenap pelaku pembangunan di Kutai Kartanegara yang relevan.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kutai Kartanegara 2005–2010 yang telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati No.180-188/HK.120a/2005 tanggal 10 November 2005 sebagai penjabaran Visi dan Misi Kepala Daerah sebagaimana yang tertuang dalam vitaliasi dan aktualisasi Gerbang Dayaku, ditetapkan tiga strategi pembangunan, yaitu:
1.Strategi 1: Peningkatan Kapasitas dan Kualitas Pelayanan Publik
 2.Strategi 2: Memacu Pemerataan dan Pertumbuhan Ekonomi
 3.Strategi 3: Meningkatkan Pembangunan Teritorial
            Ketiga strategi pembangunan tersebut merupakan pilar pokok untuk mencapai tujuan bersama (common goal) pembangunan daerah sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Kutai Kartanegara 2005 - 2010. Ketiga strategi tersebut dilaksanakan secara bersamaan.  Untuk melaksanakan Rencana tersebut perlu dijabarkan dalam rencana tahunan dalam rangka menajamkan kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) mengacu Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2009.
            Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan rencana tahunan yang memberikan gambaran mengenai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan satu tahun kedepan. Indikator-indikator kinerja beserta target dari setiap program dan kegiatan juga  dituangkan dalam dokumen ini, sehingga pada akhir tahun pelaksanaan dapat diukur walaupun masih bersifat indikatif.
B.      Pencapaian Strategi  Gerbang Raja 1 (Memacu Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi) 
            Memacu Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi diupayakan untuk mengarahkan pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya pembangunan yang ada dengan memperhatikan basis ekonomi
daerah serta memberikan hak dan kesempatan kepada masyarakat luas untuk memiliki akses ekonomi secara proporsional.  Dalam rangka untuk memacu pertumbuhan dan pemerataan ekonomi dilaksanakan dengan prioritas sebagai berikut :
1. Penanggulangan Kemiskinan  Fokus:
a. Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat. 
b. Peningkatan koordinasi penanggulangan kemiskinan berbasis kesempatan berusaha bagi masyarakat miskin.
c. Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.
d. Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar.
e. Implementasi Zona Bebas Pekerja Anak (ZBPA).
2. Meningkatkan ketahanan pangan, produktivitas pertanian dalam arti luas dan peningkatan pendapatan petani 
a. Bidang Peranian Tanaman Pangan dan Perkebunan Fokus :
1. Meningkatkaan Produksi Pertanian, Perkebunan dan Peningkatan Ketahanan Pangan
2. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pertanian dan Perkebunan
3. Pengamanan Hasil Produksi Pertanian dan Perkebunan
4.Meningkatkan diversifikasi pangan



5. Meningkatkkan Kesejahteraan Petani
6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga penyuluh
b. Bidang Peternakan Fokus :
1. Meningkatkan Produksi Hasil Peternakan
2. Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
3. Meningkatkan Penerapan Teknologi Peternakan
4. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
5. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Peternakan
6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga penyuluh
c. Bidang Perikanan dan Kelautan Fokus :
1. Pengembangan Budidaya Perikanan dan Perluasan Perikanan Tangkap (PPT)
2. Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
3. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
4. Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar.
5. Pelestarian Sumber Daya Hayati (Plasma Nutfah)
6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga penyuluh
C.  Pencapaian Strategi  Gerbang Raja 2 (Meningkatkan Pembangunan Teritorial)
            Pembangunan Teritorial difokuskan pada fokus pembangunan Perdesaan dan perkotaan, agar terjadi keterkaitan (linkage) dan saling ketergantungan

(interdependency) baik secara ekonomi, sosio-kultur dan ekologis, serta didukung oleh ketersediaan infrastruktur wilayah yang diaktualisasikan dalam program-program pembangunan. Dalam rangka untuk meningkatkan pembangunan teritorial dilaksanakan prioritas sebagai berikut :
1. Percepatan Pembangunan Perdesaan
 Fokus :
a.       Membangun kawasan perdesaan melalui peningkatan produktivitas dan keberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan.
b.      Mengelola dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam di perdesaan sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
c.       Meningkatkan kelembagaan ekonomi, termasuk pasar desa dan lembaga keuangan mikro.
d. Memenuhi elektrifikasi perdesaan dan sarana komunikasi.
e. Meningkatkan prasarana dan sarana pedesaan
 2.   Percepatan Pembangunan infrastruktur dan ketersediaan energi Fokus :
1. Meningkatan kualitas dan kuantitas jaringan jalan dan jembatan.
2. Meningkatkan cakupan layanan kebutuhan air bersih 
3. Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya.
4. Meningkatkan kapasitas Suplai Energi dan Perluasan Pelayanan Energi Listrik.
5. Meningkatkan sarana dan prasarana serta fasilitas perhubungan
3. Meningkatkan sarana dan prasarana serta kualitas pelayanan Pendidikan Fokus :

1. Memperluas kesempatan dan pemerataan kesempatan belajar khususnya wajib belajar 12 tahun
2. Rehabilitasi dan penambahan ruang kelas baru (RKB). 
3. Pembangunan unit sekolah baru (USB).
4. Pembangunan prasarana pendukung pendidikan.
5. Penyelenggaraan Paket A, B dan C dan Pendidikan Anak Usia Dini.
 6. Meningkatan Ketersediaan, Kualitas dan Kesejahteraan Pendidik.
7. Pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan. 
8. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta dalam proses perbaikan mutu pendidikan.
9. Pemberdayaan Pemuda dan Olah Raga
 4. Meningkatkan sarana dan prasarana serta kualitas pelayanan Kesehatan Fokus:
1. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dan revitalisasi posyandu.
2. Meningkatkan dan mengembangkan sistem jaminan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin dan kurang mampu.
3. Peningkatan pola hidup sehat dan bersih serta peningkatan gizi masyarakat.
4. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
5. Rehabilitasi dan peningkatan sarana dan prasarana Rumah Sakit, Puskesmas dan Pusban.




5. Meningkatkan pengembangan sektor kepariwisataan Fokus :
1. Mengembangkan obyek wisata dengan tema-tema khusus
2. Mengembangkan wisata budaya, religi dan ekowisata.
3. Menggalakan berbagai upaya promosi kepariwisataan
4. Pemeliharaan dan penataan sarana dan prasarana obyek wisata
D. Mengenali Ekonomi Wilayah Kabupaten KUKAR
Isu-isu utama dalam perkembangan ekonomi daerah yang perlu dikenali adalah antara lain sebagai berikut.
1. Perkembangan Penduduk dan Urbanisasi
Pertumbuhan penduduk merupakan faktor utama pertumbuhan ekonomi, yang mampu menyebabkan suatu wilayah berubah cepat dari desa pertanian menjadi agropolitan dan selanjutnya menjadi kota besar. Pertumbuhan penduduk terjadi akibat proses pertumbuhan alami dan urbanisasi. Petumbuhan alami penduduk menjadi faktor utama yang berpengaruh pada ekonomi wilayah karena menciptakan kebutuhan akan berbagai barang dan jasa. Penduduk yang bertambah membutuhkan pangan. Rumah tangga baru juga membutuhkan rumah baru atau renovasi rumah lama berikut perabotan, alat-alat rumah tangga dan berbagai produk lain. Dari sini kegiatan pertanian dan industri berkembang.
            Urbanisasi dilakukan oleh orang-orang muda usia yang pergi mencari pekerjaan di industri atau perusahaan yang jauh dari tempat dimana mereka berasal. Perpindahan ke wilayah lain dari desa atau kota kecil telah menjadi tren dari waktu ke waktu akibat pengaruh dari televisi, perusahaan pengerah tenaga kerja, dan berbagai


sumber lainnya. Suatu kajian mengindikasikan bahwa pendidikan berkaitan erat dengan perpindahan ini. Secara umum semakin tinggi tingkat pendidikan maka tingkat perpindahan pun semakin tinggi. Hal ini semakin meningkat dengan semakin majunya telekomunikasi, komputer dan aktivitas high tech lainnya yang memudahkan akses  keluar wilayah.
Urbanisasi orang-orang muda ini dipandang pelakunya sebagai penyaluran kebutuhan ekonomi mereka namun merupakan peristiwa yang kurang menguntungkan bagi wilayah itu bila terjadi dalam jumlah besar. Untuk mengurangi migrasi keluar ini masyarakat perlu untuk mulai melatih angkatan kerja pada tahun-tahun pertama usia kerja dengan memberikan pekerjaan sambilan, selanjutnya merencanakan masa depan mereka sebagai tenaga dewasa yang suatu saat akan membentuk keluarga. Sebagai dorongan bagi mereka untuk tetap tinggal adalah dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang sesuai.
Lembaga pendidikan/pelatihan dan dunia usaha perlu menyadari adanya kebutuhan untuk membangun hubungan kerjasama. Pendidikan mencari cara agar mereka cukup berguna bagi pengusaha lokal dan pengusaha lokal mengandalkan pada pendidikan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kerja lokal. Jika metode pendidikan yang ada tidak dapat mengatasi tantangan yang dihadapi, maka ada keperluan untuk mendatangkan tenaga ahli dari wilayah lain untuk memberikan pelatihan yang dapat mensuplai tenaga kerja terampil bagi pengusaha lokal.
2. Sektor Pertanian
Di setiap wilayah berpenduduk selalu terjadi kegiatan pembangunan, namun ada beberapa wilayah yang pembangunannya berjalan di tempat atau bahkan berhenti sama sekali, dan wilayah ini kemudian menjadi wilayah kelas kedua dalam kegiatan ekonomi.
Hal ini mengakibatkan penanam modal dan pelaku bisnis keluar dari wilayah tersebut karena wilayah itu dianggap sudah tidak layak lagi untuk dijadikan tempat berusaha. Akibatnya laju pertumbuhan ekonomi wilayah itu menjadi semakin lambat.
Upaya pengembangan sektor agribisnis dapat menolong mengembangkan dan mempromosikan agroindustri di wilayah tertinggal. Program kerjasama dengan pemilik lahan atau pihak pengembang untuk mau meminjamkan lahan yang tidak dibangun atau lahan tidur untuk digunakan sebagai lahan pertanian perlu dikembangkan. Dari jumlah lahan pertanian yang tidak produktif ini dapat diciptakan pendapatan dan lapangan kerja bagi penganggur di perdesaan. Program kerjasama mengatasi keterbatasan modal, mengurangi resiko produksi, memungkinkan petani memakai bahan baku impor dan produk yang dihasilkan dapat mampu bersaing dengan barang impor yang sejenis serta mencarikan dan membuka pasaran yang baru.
Faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi dapat berasal dari dalam wilayah maupun dari luar wilayah. Globalisasi adalah faktor luar yang dapat menyebabkan merosotnya kegiatan ekonomi di suatu wilayah. Sebagai contoh, karena kebijakan AFTA, maka di pasaran dapat terjadi kelebihan stok produk pertanian akibat impor dalam jumlah besar dari negara ASEAN yang bisa merusak sistem dan harga pasar lokal. Untuk tetap dapat bersaing, target pemasaran yang baru harus segera ditentukan untuk menyalurkan kelebihan hasil produksi pertanian dari petani lokal.
Salah satu strategi yang harus dipelajari adalah bagaimana caranya agar petani setempat dapat mengikuti dan melaksanakan proses produksi sampai ke tingkat penyaluran. Namun daripada bersaing dengan produk impor yang masuk dengan harga murah, akan lebih baik jika petani setempat mengolah komoditi yang spesifik wilayah tersebut dan menjadikannya produk yang bernilai jual tinggi untuk kemudian disebarluaskan di pasaran setempat maupun untuk diekspor.


Apa yang telah terjadi di Pulau Jawa kiranya perlu dihindari oleh daerah-daerah lain. Pengalihan fungsi sawah menjadi fungsi lain telah terjadi tanpa sulit dicegah. Hal ini mengurangi pemasukan ekonomi dari sektor pertanian di wilayah tersebut, disamping itu juga menghilangkan kesempatan untuk menjadikan wilayah yang mandiri dalam pengadaan pangan, termasuk mengurangi kemungkinan berkembangnya wisata ekologi yang memerlukan lahan alami.
3. Sektor Pariwisata
Pariwisata memberikan dukungan ekonomi yang kuat terhadap suatu wilayah. Industri ini dapat menghasilkan pendapatan besar bagi ekonomi lokal. Kawasan sepanjang pantai yang bersih dapat menjadi daya tarik wilayah, dan kemudian berlanjut dengan menarik turis dan penduduk ke wilayah tersebut. Sebagai salah satu lokasi rekreasi, kawasan pantai dapat merupakan tempat yang lebih komersial dibandingkan kawasan lain, tergantung karakteristiknya. Sebagai sumber alam yang terbatas, hal penting yang harus diperhatikan adalah wilayah pantai haruslah menjadi aset ekonomi untuk suatu wilayah.
Wisata ekologi memfokuskan pada pemanfaatan lingkungan. Kawasan wisata ekologi merupakan wilayah luas dengan habitat yang masih asli yang dapat memberikan landasan bagi terbentuknya wisata ekologi. Hal ini merupakan peluang unik untuk menarik pasar wisata ekologi. Membangun tempat ini dengan berbagai aktivitas seperti berkuda, surfing, berkemah, memancing dll. akan dapat membantu perluasan pariwisata serta mengurangi kesenjangan akibat pengganguran.
Wisata budaya merupakan segmen yang berkembang cepat dari industri pariwisata. Karakter dan pesona dari desa/kota kecil adalah faktor utama dalam menarik turis.


Namun kegiatan pariwisata bersifat musiman, sehingga banyak pekerjaan bersifat musiman juga, yang dapat menyebabkan tingginya tingkat pengangguran pada waktu-waktu tertentu. Hal ini menyebabkan ekonomi lokal dapat rentan terhadap perputaran siklus ekonomi.
Ekonomi wilayah sebaiknya tidak berbasis satu sektor tertentu. Keaneka-ragaman ekonomi diperlukan untuk mempertahankan lapangan pekerjaan dan untuk menstabilkan ekonomi  wilayah. Ekonomi yang beragam lebih mampu bertahan terhadap konjungtur ekonomi.
4. Kualitas Lingkungan
Persepsi atas suatu wilayah, apakah memiliki kualitas hidup yang baik, merupakan hal penting bagi dunia usaha untuk melakukan investasi. Investasi pemerintah daerah yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat sangat penting untuk mempertahankan daya saing. Jika masyarakat ingin menarik modal dan investasi, maka haruslah siap untuk memberi perhatian terhadap: keanekaragaman, identitas dan sikap bersahabat. Pengenalan terhadap fasilitas untuk mendorong kualitas hidup yang dapat dinikmati oleh penduduk suatu wilayah dan dapat menarik bagi investor luar perlu dilakukan.
Kawasan bersejarah adalah pembentuk kualitas lingkungan yang penting. Pelestarian kawasan bersejarah berkaitan dengan berbagai aspek ekonomi lokal seperti keuangan daerah, permukiman, perdagangan kecil, dan pariwisata dengan menciptakan pekerjaan yang dapat signifikan. Kegiatan ini memberikan kontribusi terhadap kualitas hidup, meningkatkan citra masyarakat dan menarik kegiatan ekonomi yang menghasilkan pendapatan bagi penduduk. Pelestarian kawasan bersejarah memberikan perlindungan kepada warisan budaya dan membuat masyarakat memiliki tempat yang menyenangkan untuk hidup.
Investor dan developer umumnya menilai kekuatan wilayah melalui kualitas dan karakter dari wilayahnya, salah satunya adalah terpeliharanya kawasan bersejarah.
Selain aset alam dan budaya, sarana umum merupakan penarik kegiatan bisnis yang penting. Untuk melihat dan mengukur tingkat kenyamanan hidup pada suatu wilayah dapat dilihat dari ketersediaan sarana umum di wilayah tersebut. Sarana umum merupakan kerangka utama dari pembangunan ekonomi dan sarana umum ini sangat penting bagi aktivitas masyarakat. Sarana umum yang palling dasar adalah jalan, pelabuhan, pembangkit listrik, sistim pengairan, sarana air bersih, penampungan dan pengolahan sampah dan limbah, sarana pendidikan seperti sekolah, taman bermain, ruang terbuka hijau, sarana ibadah, dan masih banyak fasilitas lainnya yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari masyarakat.
Kepadatan, pemanfaatan lahan dan  jarak merupakan tiga faktor utama dalam pengembangan sarana umum yang efektif. Semakin padat dan rapat penduduk, biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan sarana umum jauh lebih murah jika dilihat daya tampung per unitnya. Pola pembangunan yang padat, kompak dan teratur, berbiaya lebih murah daripada pembangunan yang linier atau terpencar-pencar. Semakin efisien biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan dan pengadaan sarana umum maka akan semakin memperkokoh dan memperkuat pembangunan ekonomi wilayah tersebut.
Sarana umum yang baru perlu dibangun sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Idealnya fasilitas sarana umum yang ada harus dapat menampung sesuai dengan kapasitas maksimalnya, sehingga  dapat memberikan waktu untuk dapat membangun sarana umum yang baru. Penggunaan lahan dan sarana umum haruslah saling berkaitan satu sama lainnya.

Perencana pembangunan seharusnya dapat memprediksikan arah pembangunan yang akan berlangsung sehingga dapat dibuat sarana umum yang baru untuk menunjang kegiatan masyarakat pada wilayah tersebut. Penyediaan sarana dapat juga dilakukan dengan memberikan potongan pajak dan ongkos kompensasi berupa pengelolaan sarana umum kepada sektor swasta yang bersedia membangun fasilitas umum.
Wilayah pinggiran biasanya memiliki karakter sebagai wilayah yang tidak direncanakan, berkepadatan rendah dan tergantung sekali keberadaannya pada penggunaan lahan yang ada. Tempat seperti ini akan membuat penyediaan sarana umum menjadi sangat mahal. Dalam suatu wilayah antara kota, desa dan tempat-tempat lainnya harus ada satu kesatuan. Pemerintah daerah perlu mengenali pola pengadaan sarana umum di suatu wilayah yang efektif, baik di wilayah lama maupun di wilayah pinggiran.
5.      Keterkaitan Wilayah dan Aglomerasi
Kemampuan wilayah untuk mengefisienkan pergerakan orang, barang dan jasa adalah komponen pembangunan ekonomi yang penting. Suatu wilayah perlu memiliki akses transportasi menuju pasar secara lancar. Jalur jalan yang menghubungkan suatu wilayah dengan kota-kota lebih besar merupakan prasarana utama bagi pengembangan ekonomi wilayah. Pelabuhan laut dan udara berpotensi untuk meningkatkan hubungan transportasi selanjutnya. Pemeliharaan jaringan jalan, perluasan jalur udara, jalur air diperlukan untuk meningkatkan mobilitas penduduk dan pergerakan barang. Pembangunan prasarana diperlukan untuk meningkatkan daya tarik dan daya saing wilayah. Mengenali kebutuhan pergerakan yang sebenarnya perlu dilakukan dalam merencanakan pembangunan tarsnportasi.


Umumnya usaha yang sama cenderung beraglomerasi dan membentuk kelompok usaha dengan karakter yang sama serta tipe tenaga kerja yang sama. Produk dan jasa yang dihasilkan juga satu tipe. Sumber daya alam dan industri pertanian biasanya berada di tahap awal pembangunan wilayah dan menciptakan kesempatan yang potensial untuk perkembangan wilayah. Pengelompokan usaha (aglomerasi) berarti semua industri yang saling berkaitan saling membagi hasil produk dan keuntungan. Pengelompokan itu juga menciptakan potensi untuk menciptakan jaringan kerjasama yang dapat membangun kegiatan pemasaran bersama dan untuk menarik kegiatan lainnya yang berkaitan ke depan atau ke belakang.
Pertumbuhan ekonomi yang sehat sangat penting jika suatu wilayah ingin bersaing di pasar lokal dan nasional. Untuk mencapai tujuan ini, pendekatan kawasan yang terpadu diperlukan untuk mempromosikan pembangunan ekonomi. Prioritas utama adalah mengidentifikasi kawasan-kawasan yang menunjukkan tanda-tanda aglomerasi dengan seluruh kegiatan dan institusi yang membentuknya. Kemungkinan kawasan ini menjadi pusat usaha dan perdagangan tergantung pada jaringan transportasi yang baik, prasarana yang lengkap, tempat kerja yang mudah dicapai, dukungan modal, dan kesempatan pelatihan/pendidikan.
E. Manajeman Pembangunan Daerah Yang Pro-Bisnis
Pemerintah daerah dan pengusaha adalah dua kelompok yang paling berpengaruh dalam menentukan corak pertumbuhan ekonomi daerah. Pemerintah daerah, mempunyai kelebihan dalam satu hal, dan tentu saja keterbatasan dalam hal lain, demikian juga pengusaha. Sinergi antara keduanya untuk merencanakan bagaimana ekonomi daerah akan diarahkan perlu menjadi pemahaman bersama.


Pemerintah daerah mempunyai kesempatan membuat berbagai peraturan, menyediakan berbagai sarana dan peluang, serta membentuk wawasan orang banyak. Tetapi pemerintah daerah tidak mengetahui banyak bagaimana proses kegiatan ekonomi sebenarnya berlangsung. Pengusaha mempunyai kemampuan mengenali kebutuhan orang banyak dan dengan berbagai insiatifnya, memenuhi kebutuhan itu. Aktivitas memenuhi kebutuhan itu membuat roda perekonomian berputar, menghasilkan gaji dan upah bagi pekerja dan pajak bagi pemerintah. Dengan pajak, pemerintah daerah berkesempatan membentuk kondisi agar perekonomian daerah berkembang lebih lanjut.
Pemerintah daerah dalam mempertahankan keberlanjutan pembangunan ekonomi daerahnya agar membawa dampak yang menguntungkan bagi penduduk daerah perlu memahami bahwa manajemen pembangunan daerah dapat memberikan pengaruh yang baik guna mencapai tujuan pembangunan ekonomi yang diharapkan. Bila kebijakan manajemen pembangunan tidak tepat sasaran maka akan mengakibatkan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi. Maka manajemen pembangunan daerah mempunyai potensi untuk meningkatkan pembangunan ekonomi serta menciptakan peluang bisnis yang menguntungkan dalam mempercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah.
Prinsip-prinsip manajemen pembangunan yang pro-bisnis adalah antara lain sebagai berikut.
1.         Menyediakan Informasi kepada Pengusaha
Pemerintah daerah dapat memberikan informasi kepada para pelaku ekonomi di daerahnya ataupun di luar daerahnya kapan, dimana, dan apa saja jenis investasi yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan yang akan datang.


 Dengan cara ini maka pihak pengusaha dapat mengetahui arah kebijakan pembangunan daerah yang diinginkan pemerintah daerah, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan dalam kegiatan apa usahanya akan perlu dikembangkan. Pemerintah daerah perlu terbuka mengenai kebijakan pembangunannya, dan informasi yang diterima publik perlu diupayakan sesuai dengan yang diinginkan.
2.         Memberikan Kepastian dan Kejelasan Kebijakan
Salah satu kendala berusaha adalah pola serta arah kebijakan publik yang berubah-ubah sedangkan pihak investor memerlukan ada kepastian mengenai arah serta tujuan kebijakan pemerintah. Strategi pembangunan ekonomi daerah yang baik dapat membuat pengusaha yakin bahwa investasinya akan menghasilkan keuntungan di kemudian hari. Perhatian utama calon penanam modal oleh sebab itu adalah masalah kepastian kebijakan. Pemerintah daerah akan harus menghindari adanya tumpang tindih kebijakan jika menghargai peran pengusaha dalam membangun ekonomi daerah. Ini menuntut adanya saling komunikasi diantara instansi-instansi penentu perkembangan ekonomi daerah. Dengan cara ini, suatu instansi dapat mengetahui apa yang sedang dan akan dilakukan instansi lain, sehingga dapat mengurangi terjadinya kemiripan kegiatan atau ketiadaan dukungan yang diperlukan.
Pengusaha juga mengharapkan kepastian kebijakan antar waktu. Kebijakan yang berubah-ubah akan membuat pengusaha kehilangan kepercayaan mengenai keseriusannya membangun ekonomi daerah. Pengusaha daerah umumnya sangat jeli dengan perilaku pengambil kebijakan di daerahnya. Kerjasama yang saling menguntungkan mensyaratkan adanya kepercayaan terhadap mitra usaha. Membangun kepercayaan perlu dilakukan secara terencana dan merupakan bagian dari upaya pembangunan daerah.


3.         Mendorong Sektor Jasa dan Perdagangan
Sektor ekonomi yang umumnya bekembang cepat di kota-kota adalah sektor perdagangan kecil dan jasa. Sektor ini sangat tergantung pada jarak dan tingkat kepadatan penduduk. Persebaran penduduk yang berjauhan dan tingkat kepadatan penduduk yang rendah akan memperlemah sektor jasa dan perdagangan eceran, yang mengakibatkan peluang kerja berkurang. Semakin dekat penduduk, maka interaksi antar mereka akan mendorong kegiatan sektor jasa dan perdagangan. Seharusnya pedagang kecil mendapat tempat yang mudah untuk berusaha, karena telah membantu pemerintah daerah mengurangi pengangguran. Pada waktunya pengusaha kecil akan membayar pajak kepada pemerintah daerah. Dengan menstimulir usaha jasa dan perdagangan eceran, pertukaran ekonomi yang lebih cepat dapat terjadi sehingga menghasilkan investasi yang lebih besar. Adanya banyak pusat-pusat pedagang kaki lima yang efisien dan teratur akan menarik lebih banyak investasi bagi ekonomi daerah dalam jangka panjang.
Sebagian besar lapangan kerja yang ada dalam suatu wilayah diciptakan oleh usaha kecil dan menengah. Namun usaha kecil juga rentan terhadap ketidakstabilan, yang terutama berkaitan dengan pasar dan modal, walaupun secara umum dibandingkan sektor skala besar, usaha kecil dan menengah lebih tangguh menghadapi krisis ekonomi. Pemerintah daerah perlu berupaya agar konjungtur ekonomi tidak berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha kecil.
4.         Meningkatkan Daya Saing Pengusaha Daerah
Kualitas strategi pembangunan ekonomi daerah dapat dilihat dari apa yang akan dilakukan pemerintah daerah dalam menyiapkan pengusaha-pengusaha di daerahnya menghadapi persaingan global.


Globalisasi (atau penduniaan) akan semakin mempengaruhi perkembangan ekonomi daerah dengan berlakunya perjanjian AFTA, APEC dan lain-lain. Mau tidak mau, siap atau tidak siap perdagangan bebas akan menjadi satu-satunya pilihan bagi masyarakat di semua daerah. Upaya untuk menyiapkan pengusaha daerah oleh sebab itu perlu dilakukan. Pengusaha dari negara maju telah siap atau disiapkan sejak lama. Pengusaha daerah juga perlu diberitahu konsekuensi langsung dari ketidaksiapan menghadapi perdagangan bebas. Saat ini, pengusaha lokal mungkin masih dapat meminta pengertian manajer supermarket untuk mendapatkan tempat guna menjual produksinya. Tahun depan, bisa tidak ada toleransi untuk produksi lokal yang tidak lebih murah, tidak lebih berkualitas dan tidak lebih tetap pasokannya.
Meningkatkan daya saing adalah dengan meningkatkan persaingan itu sendiri. Ini berarti perlakuan-perlakukan khusus harus ditinggalkan. Proteksi perlu ditiadakan segera ataupun bertahap. Pengembangan produk yang sukses adalah yang berorientasi pasar, ini berarti pemerintah daerah perlu mendorong pengusaha untuk selalu meningkatkan efisiensi teknis dan ekonomis. Peraturan perdagangan internasional harus diperkenalkan dan diterapkan. Perlu ada upaya terencana agar setiap pejabat pemerinah daerah mengerti peraturan-peraturan perdagangan internasional ini, untuk dapat mendorong pengusaha-pengusaha daerah menjadi pemain-pemain yang tangguh dalam perdagangan bebas, baik pada lingkup daerah, nasional maupun internasional.
5.         Membentuk Ruang yang Mendorong Kegiatan Ekonomi
            Membentuk ruang khusus untuk kegiatan ekonomi akan lebih langsung menggerakkan kegiatan ekonomi. Pemerintah daerah perlu berusaha mengantisipasi kawasan-kawasan mana yang dapat ditumbuhkan menjadi pusat-pusat perekonomian wilayah.


Kawasan-kawasan yang strategis dan cepat tumbuh ini dapat berupa kawasan yang sudah menunjukkan tanda-tanda aglomerasi, seperti sentra-sentra produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan; klaster industri, dsb. Kawasan cepat tumbuh juga dapat berupa kawasan yang sengaja dibangun untuk memanfaatkan potensi SDA yang belum diolah, seperti yang dulu dikembangkan dengan sistim permukiman transmigrasi. Kawasan-kawasan ini perlu dikenali dan selanjutnya ditumbuhkan dengan berbagai upaya pengembangan kegiatan ekonomi, seperti pengadaan terminal agribisnis, pengerasan jalan, pelatihan bisnis, promosi dsb.  Pengembangan kawasan-kawasan strategis dan cepat tumbuh ini perlu dilakukan bersamaan dengan upaya peningkatan keterampilan, pengembangan usaha, dan penguatan keberdayaan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
  • Hadi, Setia dan Anwar Effendi, 1996, “Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan”. Prisma. No. Khusus 25 Tahun (1971-1996) Tahun XXV. 1996
  • Suparmoko. 1997. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Suatu Pendekatan Teoritis).. BPFE-UGM. Yogyakarta
  • Wasistiono, Sadu. 2003. Kapita Selekta Manajemen Pemerintahan Daerah. Penerbit Fokus Media. Bandung.
  • Yakin Addinul. 1997. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Penerbit Akademika Pressindo. Cetakan Pertama. Jakarta











BAB IV
KESIMPULAN
A.    Kesimpulan
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut.
Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses, yaitu proses yang mencakup pembentukan-pembentukan institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikam kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, dan pengembangan perusahaan-perusahan baru.
            Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Untuk mencapai tujuan tesebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan dengan menggunakan sumberdaya yang ada harus memperkirakan potensi sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.
B.     Saran
Diharapkan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara mampu mengoptimalkan dan mengelola hasil kekayaan alam yang ada sehingga akan membantu perekonomian yang saat ini mengalami kemerosotan bahkan berdampak pada factor kemiskinan yang merajalela.


 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar